Kelas C : Kelompok 4
Anggota :
1. Sejarah Perang Teluk II by Ramita Paraswati
2. Landskap Politik Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Kuwait Studi Kasus: Perang Teluk II (Irak-Kuwait) by Putri Adhira
3. Keterlibatan Amerika Serikat Dalam Perang Teluk II by Marfi Arindo Yusni
4. Islam dan Kebijakan Politik Luar Negeri Amerika Serikat by Yana Yuli Yani
5. Kepentingan Amerika Serikat dalam Perang Teluk II by Harya Bima
6. Peran Amerika Serikat terhadap Kontrol Proliferasi Nuklir di Iran by Pandi Ahmat
7. Peran Amerika Serikat dalam Perang Teluk II by Faizal Malik
INVANSI AMERIKA SERIKAT TERHADAP
IRAK
DALAM PERANG TELUK III
Arinda
Aufi Dananir
20130510203
Politik
Global Amerika Serikat Kelas C
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
I.
Pendahuluan
Timur Tengah merupakan kawasan yang mempunyai daya
tarik tersendiri bagi setiap negara. Dari segi letak geografis kawasan ini
merupakan paling strategis di dunia, kekayaan minyak dan religi ada pada
kawasan Timur Tengah ini. Karena itulah banyak negara kekuatan besar atau super
power yang memperebutkan kawasan ini, seperti Amerika Serikat. Amerika Serikat selalu berkontribusi dalam
masalah yang ada di dalam negara-negara Timur Tengah. Seperti halnya
masalah dalam Perang Teluk yang berkelanjutan ini. (DR. Sidik Jatmika, 2014)
Perang Teluk II yang terjadi antara Iraq melawan
Kuwait membuat Amerika Serikat menjadi
satu-satunya aktor utuh dalam penyelesaian masalah ini. Perang Teluk II ini
terjadi karena pasukan Iraq menyerbu dan menguasai daerah di Kuwait pada
tanggal 2 Agustus 1990, hal ini membuat pemimpin Kuwait yaitu Sheikh Jaber
Al-Sabah pergi ke Arab Saudi untuk mendapatkan perlindungan. Pada tanggal 6
Agustus 1990 Iraq berhasil menguasai Kuwait dan mendeklarasikan sebagai
provinsi ke-19 Iraq dengan nama Saddamiyat Al-Mitla pada tanggal 28 Agustus
1990. (Akhmad, Perang-Perang Berpengaruh di Dunia, 2010)
Alasan Iraq menyerbu Kuwait sendiri tidak dipungkiri
bahwa masih adanya keterlibatan dengan Perang Teluk I yang melibatkan Iraq dan
Iran. Iraq menganggap bahwa Kuwait merupakan bagian dari Iraq, dan adanya
konflik perbatasan yang belum usai antara Iraq dan Kuwait. Akibat Perang Teluk
II ini Iraq menjadi terpuruk dan negaranya mengalami kerusakan. Dan Iraq juga
mendapatkan sanksi ekonomi dan perdagangan internasional. Selain itu Perang Teluk II juga berdampak sangat baik
bagi Amerika Serikat karena kedudukan Amerika Serikat di Timur Tangah semakin
kuat karena dianggap dapat membantu menyelesaikan masalah yang ada. Dengan
adanya tanggapan tersebut tidak dapat di pungkiri bahwa adanya jaminan bahwa
minyak akan terus mengalir ke negara tersebut. Perang Teluk II ini telah mampu
menjadi isu strategis bagi Amerika Serikat untuk terus menjaga eksistensinya
sebagai negara super power. (Akhmad, Perang-Perang Berpengaruh
di Dunia, 2010)
II. Pembahasan
Perang Teluk III atau yang biasa di
kenal dengan Operasi Pembebasan Iraq. Perang
Teluk III ini terjadi karena kepentingan Amerika Serikat. Pada awal tahun
2003, Amerika Serikat berniat menyerang Iraq dengan beberapa alasan seperti
ingin menguasai minyak, menyingkirkan Saddam Hussein, tetapi hal yang paling
memotifasi Amerika Serikat menyerang Iraq ialah karena Iraq memiliki senjata
pemusnah massal seperti senjata kimia, biologi, dan nuklir karena dianggap
mengancam keamanan nasional mereka. Karena isu tersebut, Amerika Serikat dengan
segala cara untuk dapat melucuti perang ke Iraq. Amerika Serikat yang merupakan
negara yang paling dominanan dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berhasil
mempengaruhi PBB untuk menindak lanjuti kasus persenjataan di Iraq ini. (DR. Sidik
Jatmika, 2014)
Perserikatan Bangsa-Bangsa lalu mengeluarkan
resolusi 1441 mengenai pelucutan senjata dan mengirim pasukannya, yaitu Tim
Inspeksi ke Iraq, yang dipimpin oleh Hans Blix dan memeriksa persenjataan ini
pada bulan Januari dan Februari 2003 hasilnya tidak ada bukti atas kepemilikan
senjata tersebut di Iraq. Namun, Amerika Serikat tetap pada rencananya untuk
menyerang Iraq walaupun banyak negara yang menentangnya. Pada tanggal 20 Maret 2003, Amerika Serikat yang dibantu oleh Inggris dan
Australia mulai melakukan penyerangan terhadap Iraq, dan Iraq membalas serangan
tersebut sehingga terjadilah peperangan antara keduanya. Pada saat
menghadapi peperangan dengan Amerika Serikat ini, Iraq meminta kepada
negara-negara Arab untuk menyelamatkan diri, dan memperkuat sikap menentang
invasi militer Amerika Serikat ke Iraq, dan hal tersebut akan berdampak kepada
seluruh wilayah Timur Tengah. (Yusuf M. S., 2003)
Perang Teluk III ini berlangsung selama 43 hari. Pada 9 April 2003 Amerika Serikat berhasil menguasai Baghdad yang
merupakan pusat pemerintahan Saddam Hussein yang dianggap memiliki hubungan
dengan Al-Qaeda yang dianggap dapat mengancam stabilitas regional, dan senjata
pemusnah massal yang dituduhkan Amerika Serikat tidak ditemukan. Pada 1 Mei
2003, Amerika Serikat menyatakan bahwa perang tersebut selesai dan kemenangan
berada di tangan Amerika Serikat beserta pasukan gabungan. Dalam Perang Teluk
III ini Iraq mengalami kondisi yang sangat kacau, yaitu adanya aksi kriminal
meningkat dan sering terjadi bom bunuh diri serta perlawanan bersenjata antara
kelompok-kelompok bersenjata, kondisi negara tidak aman serta adanya krisis
perekonomian. Selain itu adanya kekosongan kekuasaan di Iraq, hingga pada
Januari 2005 Iraq melangsungkan pemilu dan dibentuknya pemerintahan baru.
Hingga saat pemerintahan baru terjadi di Iraq,
tentara Amerika Serikat belum juga mau angkat kaki dari Iraq. Menurut Hans J. Morgenthau, kekuasaan ialah
kemampuan untuk mengendalikan guna memenuhi tujuan negara dalam politik
internasional demi mencapai kepentingan nasional. (Mas'oed,
1990)
Jadi, tidak mengherankan bila Amerika Serikat masih berada di Iraq walaupun
Iraq telah membuat pemerintahan baru. Ada pula dampak yang terjadi pada Iraq
setelah terjadinya perang ini, antara lain adanya perubahan sosial pada
masyarakat Iraq setelah invasi Amerika Serikat seperti kekhawatiran masyarakat
terhadap meletusnya perang saudara, lalu adanya perubahan kondisi perekonomian
Iraq yaitu kondisi minyak yang ada pada Iraq, dan dampak yang terakhir adalah
adanya perubahan politik pada negara Iraq.
Kasus
tersebut dapat dilihat bahwa Amerika Serikat selalu memiliki konstribusi dalam
masalah yang ada di Timur Tengah, dan Amerika Serikat selalu memiliki
kepentingan nasionalnya. Kepentingan Amerika Serikat di
Timur Tengah yang pertama terancam oleh kehadiran Soviet, yaitu Rusia karena
Soviet dianggap sebagi musuh oleh Amerika Serikat. Kepentingan ini memotivasi Amerika
Serikat untuk menahan komunisme, menjaga akses minyak untuk Amerika Serikat
serta menghambat perubahan politik pada kawasan Timur Tengah. Kepentingan
Amerika Serikat yang kedua ialah keamanan Israel. Amerika Serikat harus
memastikan bahwa Israel memiliki eksistensi pada kawasan Timur Tengah dan
Amerika Serikat menegaskan bahwa kepentingannya di kawasan tersebut untuk
perdamaian. (Amerika Serikat dan Timur Tengah)
III.
Kesimpulan
Perang Teluk III atau konflik senjata antara
Amerika Serikat dengan Iraq pada tahun 2003 merupakan adanya tujuan dari
Amerika Serikat terhadap Iraq, yaitu menghancurkan senjata pemusnah massal
karena dianggap mengancam Amerika Serikat, membebaskan Iraq dari penindasan
rezim Saddam Hussein, dan menyingkirkan acmana terroris internasional. Invasi
yang dilakukan oleh Amerika Serikat ini dibantu oleh tentara Inggris dan
Australia dan menghancurkan negeri Iraq selama 43hari. Invasi Amerika Serikat
terhadap Iraq akhirnya dapat menjatuhkan Baghdad dan membebaskan negeri Iraq
dari rezim Saddam Hussein. (DR. Sidik Jatmika, 2014)
Setelah invansi Amerika Serikat ini Iraq mengalami
berbagai krisis yaitu krisis perekonomian, kekosongan kekuasaan serta adanya aksi
kriminal dari berbagai macam kelompok. Peperangan yang dimenangkan oleh Amerika
Serikat ini dapat di pastikan bahwa Amerika Serikat akan terus mendapatkan
minyak dari negara Iraq, serta Amerika Serikat semakin menjaga eksistensi di
kawasan Timur Tengah, dan hal ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat merupakan
negara yang memiliki kekuatan. Timur
Tengah tidak pernah luput dari Amerika Serikat karena Amerika Serikat dan Timur
Tengah saling membutuhkan, dan sejak berdirinya negara Israel, Amerika Serikat
selalu memandang Timur Tengah sebagai kawasan yang harus dikendalikan agar
keamanan Israel teteap terjaga. Selain itu Amerika mendukung negara-negara Timur Tengah yang anti Soviet,
serta mendukung proyek perang melawan terrorisme. (Prof. Dr.
Bambang Cipto, 2011)
Daftar Pustaka
Akhmad, I. (2010). Perang-Perang Berpengaruh di
Dunia. Yogyakarta: Yogya Bangkit Publisher.
Amerika Serikat dan
Timur Tengah. (n.d.). www.unikom.ac.id , 2-3.
DR. Sidik Jatmika, M.
(2014). Pengantar Studi Kawasan Timur Tengah. Yogyakarta: Maharsa
Publishing House.
Mas'oed, M. (1990). Ilmu
Hubungan Internasional, Disiplin dan Metodologi. Jakarta: PT Pustaka
LP3ES Indonesia.
Prof. Dr. Bambang
Cipto, M. (2011). Dunia Islam dan Masa Depan Hubungan Internasional di
Abad 21. Yogyakarta: LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Yusuf, M. S. (2003). Perang
Irak-AS Hegemoni Baru AS di Timur Tengah dan Dampak Globalnya. Jakarta:
Center for middle east studies.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar